"ALHAMDULILLAH AGUNAN SUDAH PULANG KE RUMAH"
Janji Allah terbukti, ketika kita berazzam atau niat sungguh-sungguh untuk taubat nasuha berkomitmen meninggalkan maksiat dan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Allah berikan solusi dari segala penjuru yang tidak disangka-sangka. Sebelum bertaubat Nasuha, utang kami ke bank leasing KTA sebesar 58 Milyard. Alhamdulillah 8 bulan bisa kami lunasi tanpa bayar bunga, ongkos dan denda-dendanya.
Salah satu konsekuensi dari Taubat Nasuha, kami harus meninggalkan bisnis yang berhubungan dengan riswah, abu-abu/gharar dan haram. Yakin bahwa Allah SWT Maha Kaya Maha Pemberi Rejeki. Allah gantikan dengan rejeki yang halal. Allah pertemukan dengan sahabat yang visi nya sama yaitu sama sama mencari ridhonya Allah SWT.
Sejak kami bergabung dengan Komunitas Nasuha, kehidupan kami selalu diisi dengan kegiatan positif antara lain rutin ikut kajian agama, beraktivitas meriayah ummat, mengedukasi masyarakat mengenai tabiat buruk utang dan memberikan solusi lunas utang sesuai syariat. Terima kasih ya Allah, Engkau telah memberikan kesempatan disisa umur kami untuk bisa memberikan kontribusi dalam kebangkitan ummat.
HAERUL IHWAN
Pengusaha
"HIJRAHNYA SANG BIKER"
Saya membangun bisnis dimulai dari Garasi rumah, usaha dibidang inspeksi, repair dan maintenance di oil and gas sector sejak tahun 1999. Alhamdulillah, usaha berkembang dan saya putuskan untuk membuat beberapa usaha baru, tour dan travel, fabrikator dan lainnya sehingga terbentuk dalam Holding Company. Mulailah pihak bank datang dengan menawarkan utang, dari awal hanya 250 juta hingga sampai tembus plafond 32 Milyar. Dulu sempat bangga karena kita dianggap Bankable. Sejak itu, saya bekerja makin keras tidak kenal waktu. Berangkat pagi pulang pagi, bahkan sering menginap di luar kota untuk mengejar target perusahaan. Mulai hilang keharmonisan dalam rumah tangga, anak-anak mulai terasa jauh, komunikasi sama istri juga sudah mulai tidak baik, entah dari mana asalnya masalah datang silih berganti, dan kami yakin ini adalah akibat dosa riba yang kami lakukan. Astaghfirullah…
Lebih 10 tahun menjadi kawannya si Abank, dan selama itu tanpa sadar menjadi budak untuk mereka, karena saya harus membayar hampir 1.7 Milyar per tahun, hanya untuk membayar bunganya saja, sementara utang pokoknya tidak pernah berkurang.
Semakin lama cashflow perusahaan semakin tidak terkontrol. Kami harus terus menggali dan memperbesar pinjaman untuk mendanai operasional perusahaan. Disisi lain, divisi collection juga semakin malas menagih ke customer karena mereka merasa aman, setiap kurang dana tinggal ambil di si abank sehingga lama-kelamaan tidak ada uang cash dan benar-benar kita tergantung 100% kepada uang si abank.
Makin hari makin menumpuk usaha-usaha baru hanya menyedot biaya tidak menghasikan income, project mulai banyak yang merugi, hitungan profit di atas kertas sama sekali tidak menghasilkan cash, project amsiong semua. Akhirnya perusahaan mulai decline dan benar adanya bahwa Allah sudah melakukan perang terhadap saya dan bisnis saya.
Seandainya tidak ada wasilah kawan-kawan dari komunitas NASUHA (Lunas Utang Hidup Bahagia) yang berdakwah kepada saya untuk berhenti RIBA sudah pasti bisnis saya terpuruk dan tidak bisa melakukan strategi untuk berhenti menggunakan plafond aBank untuk memenuhi cash flow perusahaan. Alhamdulillah, Allah memberikan hidayah kepada kami sehingga kami berazam untuk menghentikan utang RIBA.
Alhamdulillah, tidak henti-hentinya kami bersyukur, semenjak kami hijrah, Allah langsung berikan kepercayaan kembali dan kami memenangkan 5 kontrak-kontrak besar di beberapa perusahaan oil and gas, dan saat ini kami sudah bisa menyicil pokok utangnya saja ke si Abank. Alhamdulillah, 20 titik Leasing dan utang-utang diluar abank sudah bisa kami selesaikan. Terima kasih sahabatku dari komunitas NASUHA sudah menjadi wasilah dan mau capek-capek berdakwah mengajak kami untuk hijrah dari RIBA. Semoga kita selalu bersahabat di dunia ini dan kelak bertetangga di surga.
Jakarta, 28 juni 2021
SBD, Penggemar Harley Davidson
SBD
Pengusaha
"NAIK LEVEL MENJADI PENGUSAHA"
Kami adalah pasangan suami-istri yang pernah bekerja di industri keuangan selama 14 dan 11 tahun. Selama masih bekerja di lingkungan ribawi kami tidak mengetahui bahaya akan dosa besar yang sedang menghantui, hingga sampai kami sadar dan memulainya dari nol. Cerita dimulai saat suami mulai meminjam KTA ke Abank di tahun 2015 untuk membantu orang tua. Saat itu suami dinas di luar Jakarta sehingga memaksa istri agar berhenti dari pekerjaannya agar bisa memantau anak-anak dan memulai usaha laundry dengan nama brand Shima Laundry untuk mengisi waktu dan mendapatkan tambahan penghasilan. Berharap dapat melunasi utang dari bonus tahunan namun Allah berkehendak lain. Bonus tidak kunjung tiba karena keuangan perusahaan tidak begitu sehat sehingga hampir setiap tahun melakukan TOP UP untuk menutupi tagihan ke Abank.
Hingga ditahun 2018 kembali ke Jakarta dan di tahun 2019 mulailah krisis keuangan terjadi. Istri mendapat telpon dari pihak Abank dan baru mengetahui bahwa suami mempunyai fasilitas KTA dan menunggak pembayaran. Akhirnya suami memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan mulai fokus di usaha laundry. Alhamdulillah kami mulai mendapatkan beberapa orderan dari perusahaan besar seperti stasiun TV, rekanan Hotel, dan lainnya. Di akhir tahun 2020 bertemu dengan sahabat NASUHA bagaimana luNAS Utang Hidup bahagiA. Dengan memutuskan ribanya dan membayar utang pokoknya saja. Tidak hanya itu kami juga rutin mengikuti Majelis Mantab untuk mengisi kekosongan iman dan memperbaiki akhlak dan perilaku kami.
Dengan Taubat Nasuha, Insyaallah kita akan diberikan pengampunan dan dibukakan rizkinya marilah kita hidup sesuai kaidah yang Allah berikan Back to Quran and Hadits, mulailah berdakwah minimal disekitar kita dahulu yaitu keluarga.
Sampai bertemu di Sahabat Nasuha, “Bersahabat Di Dunia, Bertetangga Di Akhirat”
Dakwah to heaven
Sahabat Nasuha
Jakarta, Juni 2021
Adhie & Liez
ADHIE & LIEZ
Pengusaha
"BERUTANG MEMBUAT SILATURAHMI TERPUTUS"
Saya pengusaha sembako di Pasar Cipete Jakarta Selatan. Saya terlilit utang tidak datang dengan tiba-tiba. Ada proses panjang yang terjadi sebelumnya. Dari berutang itulah saya hidupnya selalu berlebihan. Apa yang kita inginkan selalu tercapai tapi dari uang utang itu sendiri tanpa disadari ternyata utang saya itu sudah puluhan miliar.
Dan setelah berutang itulah baru kita sadar bahwa utang membuat hidup kita gelisah hidup tidak tentram bahkan dengan saudara pun jauh tidak saling sapa dan tidak saling menegur. Tidak pernah silaturahmi karena saya mempunyai utang kepada saudara saya. Itulah yang membuat saya sedih yang membuat saya menderita gara-gara berutang.
Alhamdulillah pada tahun 2020 saya dipertemukan dengan orang-orang Sholeh seperti Pak Haerul, Pak Sabandi, Pak Kamal, Ustad Farhan, Pak Novizal, Pak Agung dll semuanya. Sehingga saya bisa mengikuti kajian-kajian yang ada di Pondok Pesantren Mantab.
NASUHA sebagai salah satu wadah untuk aktivitas dakwah dan perbaikan bisnis kita. Bersahabat di dunia Bertetangga di surga. Dahulu seperti naik kapal tanpa nahkoda tabrak sana tabrak sini. Bahkan teman kita saudara kita semua saya tabrak karena seperti kapal tanpa nakhoda pasti arahnya tidak jelas. Alhamdulillah sekarang saya menaiki kapal baru yang nakhoda nya jelas arah dan tujuannya. Insya Allah akan menuju Jannah yang berdasarkan Al Qur'an dan hadist.
Mudah-mudahan NASUHA ini menjadikan suatu wadah yang bisa membawa kita ke Jannah
H. Wahyudin, Cipete, Juni 2021
H. WAHYUDIN
Pengusaha